Produk KPR atau kredit pemilikan rumah saat ini jumlahnya sudah sangat banyak di pasaran. Hampir semua bank yang ada di Indonesia menawarkan produk pembiayaan ini untuk nasabahnya. Wajar saja, sebab KPR merupakan salah satu kredit yang paling populer dikalangan masyarakat.
Di satu sisi, hal ini membawa dampak positif, yaitu banyaknya pilihan produk bagi kita sebagai konsumen. Namun di sisi lain, ini juga menjadi tantangan, karena dengan banyaknya pilihan, maka kita akan semakin bingung memilih mana yang terbaik untuk kita. Ini berlaku tak hanya untuk KPR konvensional, tapi juga KPR syariah.
KPR syariah kerap menjadi pilihan bagi umat muslim yang ingin menghindari riba atau bunga kredit. Berbeda dengan KPR konvensional, KPR syariah tidak memberlakukan sistem bunga dalam proses pinjaman. Alih-alih, KPR ini menggunakan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan atau akad yang dipilih.
Pengertian KPR syariah
Sebelum mengetahui cara memilih KPR syariah terbaik, mari kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan KPR syariah di Indonesia.
KPR syariah merupakan produk pembiayaan perbankan yang berlandaskan prinsip syariah dan ditujukan untuk pembelian rumah atau hunian. Dasar hukum KPR syariah mengacu kepada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Selain itu, KPR syariah juga harus mengikuti sejumlah aturan fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Utama Indonesia (MUI).
Jika dibandingkan dengan KPR konvensional, perbedaan utama yang paling mencolok dari dua jenis KPR ini terletak pada sistem bunga. Karena berlandaskan syariat Islam yang mengharamkan bunga, KPR syariah memberlakukan sistem imbal hasil. Bentuk imbalan jasa kepada pihak bank diberikan dalam empat bentuk, tergantung akad yang disepakati.
Bentuk imbalan atau pengambilan keuntungan dalam KPR syariah, meliputi:
- Profit margin: jika akad yang dipakai adalah murabahah atau jual beli
- Jasa (ujrah/ fee): jika akad yang dipakai adalah istishna’ atau pesan bangun.
- Fee sewa: jika akad yang digunakan adalah ijarah muntahiyah bi tamlik (sewa beli)
- Bagi hasil keuntungan: jika akad yang digunakan adalah musyarakah mutanaqishah
Cara memilih KPR syariah terbaik
Jumlah KPR syariah di pasaran saat ini sudah cukup banyak. Pertanyaannya, bagaimana caranya memilih yang paling baik untuk kita? Simak tipsnya berikut ini.
1. Bandingkan produk
Sebelum menentukan ingin mengajukan KPR syariah yang mana, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah melakukan riset online dengan membandingkan produk-produk KPR syariah yang disediakan oleh bank.
Caranya mudah, Anda cukup kunjungi produk perbandingan atau komparasi produk finansial. Di situs seperti ini, Anda bisa membandingkan berbagai macam produk KPR syariah yang ditawarkan oleh bermacam-macam bank, mulai dari jenis akad yang ditawarkan, besar bunga, jangka waktu pinjaman, dan sebagainya. Jadi tak perlu mengunjungi situs bank satu-persatu.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat membandingkan produk ini adalah:
- Besar plafon pinjaman
- Jenis akad yang tersedia
- Besaran tingkat imbal hasil
- Tenor pinjaman
- Kebijakan soal denda atau penalti
- Simulasi kredit
2. Kontak bank yang bersangkutan
Setelah melakukan perbandingan, kerucutkan pilihan Anda kepada tiga sampai lima produk KPR syariah yang menurut Anda paling pas untuk kantong. Kemudian Anda bisa mengontak pihak bank atau mengunjungi langsung cabang bank terdekat untuk mengetahui informasi lebih detail soal produk yang dimaksud.
Manfaatkan momen ini untuk mendapatkan informasi sedetail mungkin dari pegawai bank yang melayani Anda, mulai dari syarat pengajuan, dokumen yang dibutuhkan, prosedur yang perlu dilalui, biaya-biaya, sampai berapa lama proses yang dibutuhkan sampai pinjaman cair. Dari penjelasan tersebut, Anda kemudian dapat membuat keputusan dengan lebih matang.
3. Analisa kondisi keuangan
Perbedaan paling mencolok antara KPR syariah dan KPR konvensional adalah pemberlakuan sistem imbal hasil dengan besaran tetap sampai masa pinjaman selesai. Dalam KPR konvensional, bunga yang ditetapkan biasanya adalah bunga tetap selama masa pinjaman awal dan selanjutnya berlaku bunga mengambang yang besarnya akan berubah-ubah sesuai dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Hal ini tidak berlaku dalam KPR syariah. KPR jenis ini memberlakukan sistem imbal hasil, di mana jumlahnya sudah ditentukan sejak awal akad pinjaman dan berlaku tetap sampai masa pinjaman berakhir. Jadi jika saat akad ditentukan tingkat imbal hasil sebesar 10%, maka besaran inilah yang akan berlaku sampai KPR jatuh tempo, tak peduli suku bunga BI naik atau turun.
Oleh karena itu, saat akan memilih KPR syariah, Anda perlu menganalisa kondisi keuangan Anda dan juga kondisi ekonomi di masa depan. Jika ekonomi sedang bagus dan potensi penurunan suku bunga besar, maka lebih baik memilih KPR biasa, karena bunga KPR juga akan ikut turun. Anda tidak akan bisa merasakan manfaat ini jika memilih KPR syariah, karena besar tingkat imbal hasil sudah ditentukan sejak penandatanganan akad kredit.
4. Ajukan permohonan KPR lebih dari satu
Proses pengajuan KPR merupakan proses yang panjang dan cukup melelahkan. Untuk itu, alangkah baiknya jika Anda mengajukan aplikasi permohonan ke lebih dari satu bank untuk berjaga-jaga. Dengan begitu, jika salah satu permohonan Anda ditolak, Anda masih memiliki cadangan dan tidak perlu memulai proses pengajuan dari nol.
Yang perlu Anda pertimbangkan adalah Anda perlu mengalokasikan bujet lebih untuk melakukan hal ini. Pasalnya, dalam proses pengajuan KPR ada yang namanya tahap appraisal atau penilaian harga rumah, termasuk dalam KPR syariah.
Appraisal rumah adalah proses penilaian harga rumah dari bank yang akan menentukan jumlah pinjaman KPR yang akan diberikan oleh bank kepada calon nasabah KPR. Nah, proses ini ada biayanya. Tiap bank menetapkan biaya yang berbeda, tapi umumnya berkisar antara Rp 500.000 sampai Rp 2 juta. Biaya ini tidak akan dikembalikan meski permohonan KPR ditolak. Jadi pikirkan matang-matang ketika akan mengajukan permohonan KPR kepada lebih dari satu bank. Sesuaikan dengan kemampuan finansial Anda.
Jadi, sudah siap memilih KPR syariah terbaik? Jangan lupa terapkan cara di atas agar untung maksimal ya!