Renovasi rumah merupakan salah satu kebutuhan yang paling sering muncul di masa depan. Kenapa? Sebab seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan kita akan spesifikasi hunian pun cenderung turut meningkat.
Misalnya dulu membeli rumah waktu masih pengantin baru, maka hunian tipe 40 dengan satu kamar saja sudah cukup. Tapi kalau sekarang sudah punya anak, tentu akan ada kebutuhan menambah kamar tidur untuk sang buah hati. Nah, di saat seperti inilah kebutuhan untuk melakukan renovasi rumah mulai muncul.
Selain itu, renovasi rumah terkadang juga diperlukan karena memang kondisi rumah yang sudah mulai rusak atau tak layak huni. Misalnya, banyak titik bocor, pintu dan kusen yang sudah lapuk karena rayap, dinding banyak yang retak, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, melakukan renovasi rumah seringkali menjadi satu-satunya solusi.
Masalahnya, renovasi rumah membutuhkan biaya yang tidak murah. Itu sebabnya tak sedikit orang yang menunda-nunda melakukan renovasi meskipun rumah sudah dalam kondisi yang memprihatinkan. Alasannya, karena semata-mata terpentok dana.
Bagi Anda yang mengalami masalah serupa, tak perlu putus asa. Berikut ini ada beberapa alternatif pembiayaan yang bisa Anda manfaatkan untuk menambah biaya renovasi rumah.
1. Kredit renovasi rumah
Kredit renovasi rumah merupakan produk pinjaman dari perbankan yang khusus diperuntukkan bagi calon nasabah yang ingin merenovasi rumahnya. Saat ini sudah banyak bank yang mengeluarkan produk kredit seperti ini, sehingga Anda pun memiliki banyak pilihan.
Salah satu keunggulan dari kredit renovasi rumah adalah bunganya yang terbilang rendah dibanding produk pinjaman lain, yakni sekitar 9-13% per tahun. Jadi cocok bagi Anda yang mencari cicilan kredit yang ringan. Selain itu tenor atau jangka waktu pinjamannya pun panjang, yakni hingga 30 tahun.
Meski demikian, ada beberapa kekurangan dari kredit ini yang perlu Anda catat. Kredit renovasi rumah membutuhkan jaminan berupa rumah yang akan direnovasi. Artinya, Anda hanya bisa mengajukan kredit ini jika cicilan KPR Anda sudah lunas.
Selain itu, syarat dan proses pencairan kredit biasanya lebih panjang dan selektif jika dibandingkan dengan kredit lain, termasuk di antaranya proses appraisal, perlunya rencana anggaran bangunan (RAB) renovasi, letak dan kondisi rumah, dan seterusnya. Meskipun plafonnya cukup besar, kredit ini juga hanya bisa membiayai 80% dari total anggaran renovasi rumah, sehingga Anda tetap harus memenuhi sisanya dari kocek pribadi.
2. Top up atau take over KPR
Bagi yang masih memiliki cicilan KPR, jangan khawatir. Anda juga tetap bisa merenovasi rumah kok. Caranya ada dua, yakni dengan melakukan top up pinjaman KPR ke bank Anda saat ini atau melakukan take over KPR ke bank lain.
Top up KPR adalah menambah utang untuk pinjaman KPR yang masih berjalan. Anda bisa mengajukan top up kepada bank KPR Anda saat ini jika membutuhkan dana tambahan untuk renovasi. Anda cukup datang ke kantor cabang bank terdekat dan ungkapkan kebutuhan Anda tersebut kepada pihak customer service.
Nantinya, Anda akan diminta mengisi formulir pengajuan top up dan melengkapi dokumen-dokumen persyaratan. Jika disetujui, maka total utang KPR lama Anda akan dihapus dan diganti dengan utang KPR baru yang sudah termasuk dana top up. Jadi cicilan KPR juga otomatis akan lebih besar ya.
Jika pengajuan top up Anda tidak disetujui oleh bank, maka Anda bisa mengambil opsi kedua, yakni melakukan take over KPR ke bank lain. Take over KPR adalah mengalihkan utang KPR Anda dari bank lama ke bank baru. Artinya, bank baru nanti akan melunasi utang KPR kita ke bank lama, dan sebagai gantinya kita jadi membayar utang KPR ke bank baru itu.
Jadi pertama-tama, Anda harus mencari bank baru yang mau mengambil alih utang KPR Anda dari bank saat ini. Nantinya, bank baru tersebut akan melakukan appraisal atau penilaian harga rumah terhadap hunian Anda. Hasilnya akan menentukan besar plafon pinjaman KPR yang bisa Anda dapatkan.
Karena harga rumah relatif terus meningkat dari waktu ke waktu, maka besar kemungkinan kalau harga rumah Anda saat ini akan lebih besar dari harga awal saat Anda membelinya. Alhasil, pinjaman KPR yang akan diberikan bank baru kepada Anda akan lebih besar dari pinjaman KPR saat ini. Nah, selisih plafon pinjaman tersebut bisa menjadi tambahan biaya renovasi rumah Anda.
Untuk keperluan top up ataupun take over KPR, Anda dapat meminta bantuan konsultan KPR agar proses berjalan dengan lebih cepat dan mudah. Misalnya Mortgage Master, yang merupakan pioneer konsultan KPR online di Indonesia.
Dengan bantuan tim Mortgage Master, Anda bisa memperoleh produk KPR yang paling tepat untuk menambah dana renovasi rumah. Tak perlu repot-repot keluar rumah, semua proses konsultasi dilakukan secara online dan tanpa dipungut biaya. Cukup registrasi dengan mengisi formulir konsultasi, dan tim Mortgage Master akan segera menghubungi Anda dalam 24 jam.
(Baca: Panduan Take Over KPR, Mulai dari Syarat Sampai Tata Caranya)
3. Kredit multiguna
Kredit multiguna merupakan produk pinjaman dari bank yang memerlukan jaminan atau agunan dari debitur. Jaminan ini bisa berupa sertifikat rumah, sertifikat kendaraan, tanah, dan lain-lain. Besar pinjaman yang bisa Anda dapatkan nantinya akan tergantung dari nilai jaminan yang Anda berikan kepada pihak bank.
Misalnya Anda mengajukan kredit multiguna dengan jaminan mobil. Bank akan menilai dulu berapa harga dari mobil Anda saat ini untuk menentukan besar pinjaman yang bisa Anda dapatkan. Kalau sudah sepakat dengan nilainya, maka bank akan menyimpan surat bukti pemilik kendaraan bermotor (BPKB) Anda sampai pinjaman lunas. Namun Anda masih bisa menggunakan mobil tersebut untuk beraktivitas selama masa pinjaman berlangsung.
Kelebihan kredit multiguna adalah bunganya yang cukup menarik, yakni antara 9-14% per tahun. Selain itu, tenor pinjamannya pun cukup panjang, yakni sampai 10 tahun. Kekurangannya adalah Anda harus memiliki aset berharga yang bisa dijadikan jaminan pinjaman, dan nilainya bisa menutupi kebutuhan renovasi rumah.
4. Kredit tanpa agunan (KTA)
Pinjaman yang satu ini bisa dibilang pinjaman paling populer di Indonesia. Cara pengajuannya gampang, syaratnya mudah, dan proses pencairannya pun terhitung cepat.
Berbeda dengan kredit multiguna yang membutuhkan jaminan sebagai syarat, kredit tanpa agunan tidak memerlukan hal tersebut untuk kredit bisa cair. Hanya dengan bermodalkan KTP, slip gaji, dan skor BI checking yang baik, Anda sudah bisa mengajukan pinjaman ini.
Meski demikian, ada beberapa kekurangan dari KTA sebagai sumber pendanaan renovasi rumah. Karena tidak membutuhkan jaminan, biasanya plafon pinjaman untuk kredit ini pun besarnya relatif kecil jika dibandingkan dengan pinjaman jenis lain. Selain itu, jangka waktu pinjamannya pun lebih pendek, yakni hanya sekitar satu sampai 5 tahun.
Satu lagi yang perlu diperhatikan jika Anda berniat untuk meminjam KTA adalah bunganya yang cenderung tinggi. Bunga KTA bisa mencapai 18% per tahun, meski beberapa bank ada juga yang menetapkan bunga lebih kompetitif.
5. Pinjaman renovasi perumahan dari BPJS Ketenagakerjaan
Ternyata BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) juga menyediakan fasilitas pinjaman untuk renovasi rumah lho. Jika Anda peserta BPJS TK, maka Anda bisa mengajukan pinjaman renovasi perumahan (PRP) dari lembaga ini.
Sasaran fasilitas PRP adalah pekerja yang memiliki gaji antara Rp 5,7-10 juta per bulan dan mereka yang mendapatkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dengan pendapatan kurang dari Rp 5,7 juta. Selain itu, Anda juga harus tercatat sebagai peserta BPJS TK minimal satu tahun, tertib administrasi, dan iuran aktif.
Pinjaman renovasi dari PRP yang bisa Anda dapatkan adalah maksimal Rp 50 juta, dengan jangka waktu pinjaman sampai dengan lima tahun. Adapun bunganya mengikuti suku bunga acuan BI atau BI 7 days reverse repo rate plus 3%.
Jadi, sudah tahu kan sumber dana alternatif yang bisa Anda dapatkan saat ingin melakukan renovasi rumah? Pilih dengan bijak produk pembiayaannya, karena ini akan berpengaruh terhadap kondisi keuangan Anda ke depan. Selamat memilih!