Konsep green living atau gaya hidup ramah lingkungan saat ini semakin populer di kalangan masyarakat. Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan kepedulian untuk melestarikan lingkungan, konsep serba hijau atau eco friendly tak hanya menjadi tren, tapi sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang. Tak terkecuali untuk hunian.
Inilah yang membuat konsep rumah eco green atau eco house kian digemari belakangan ini. Tak hanya ramah lingkungan, konsep hunian seperti ini konon lebih hemat energi dan hemat biaya. Apa benar begitu? Agar tak salah persepsi, mari kita ketahui lebih dalam soal rumah eco green.
Pengertian rumah eco green
Pada dasarnya, ide utama rumah eco green adalah rumah yang ramah lingkungan dan tidak berkontribusi terhadap kerusakan alam di sekitarnya. Sebaliknya, rumah seperti ini seharusnya bisa berkontribusi positif terhadap lingkungan dengan meminimalisir penggunaan material yang berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Rumah eco green juga sering disebut rumah eco friendly atau eco house. Tak hanya sebatas konsep dan desain bangunan, aplikasi rumah ramah lingkungan juga perlu diterapkan dalam gaya hidup penghuninya untuk menciptakan efek yang optimal dan berkelanjutan.
Percuma menerapkan konsep rumah eco green jika kesadaran dan kepedulian kita akan lingkungan masih rendah. Kalau begini, pada akhirnya tujuan penerapan konsep ini untuk melestarikan lingkungan tidak akan tercapai. Jadi sebelum memutuskan untuk mengaplikasikan konsep eco green, siapkan dulu mental Anda untuk menerapkan gaya hidup green living.
Karakteristik rumah eco green
Berbeda dengan rumah-rumah pada umumnya, rumah eco friendly memiliki sejumlah ciri tersendiri yang membuatnya unik. Berikut ini beberapa karakteristik dari rumah eco green:
1. Desain bangunan tampak menyatu dengan lingkungan sekitar
Alih-alih mengusung desain rumah yang tertutup dan terisolasi, konsep hunian ramah lingkungan dibuat sebisa mungkin menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar dan lebih terbuka.
Salah satu contohnya adalah dengan membuat jendela-jendela besar di rumah untuk membuat sirkulasi udara lebih baik. Desain rumah yang lebih terbuka juga membuat rumah terasa lebih sejuk, terlebih lagi di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia. Dengan begitu, sirkulasi udara dalam rumah menjadi lebih sehat dan sekaligus mengurangi penggunaan penyejuk udara elektronik, seperti AC dan kipas angin.
Contoh lainnya adalah dengan memperbanyak tanaman di area hunian, sehingga membuat rumah terlihat lebih “hijau”. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan tanaman rambat sebagai kanopi atau pagar rumah.
2. Memilih material bangunan yang ramah lingkungan
Pemilihan material bangunan merupakan aspek paling penting dalam penerapan konsep eco house. Sebuah rumah bisa dikatakan sebagai rumah ramah lingkungan jika material yang digunakan di dalamnya tidak merusak alam dan lingkungan sekitar.
Misalnya menggunakan batu bata sebagai pengganti tembok semen atau menggunakan tanaman rambat untuk kanopi alih-alih atap fiber atau seng. Hal serupa juga bisa diimplementasikan untuk pagar rumah. Alih-alih menggunakan pagar besi atau beton, rumah eco green biasanya akan menggunakan kayu atau pagar tanaman.
Tak hanya material bangunan, furnitur di dalam rumah juga harus menggunakan material yang ramah lingkungan. Anda harus memilih perabotan dengan prinsip 3R, yakni reusable, recyclable, dan renewable.
3. Memiliki ruang terbuka hijau
Satu lagi ciri rumah yang eco friendly adalah rumah tersebut harus memiliki ruang terbuka hijau, seperti halaman atau taman. Jadi jika Anda berniat untuk membangun rumah ramah lingkungan, maka pastikan untuk mengalokasikan sejumlah lahan yang Anda miliki untuk kebutuhan ini.
Tak perlu luas, yang penting ruang terbuka hijau di area rumah tersedia untuk membuat rumah terlihat asri. Kuncinya adalah mengoptimalkan area tersebut untuk tanaman atau pepohonan sehingga kualitas udara di hunian Anda lebih baik.
4. Hemat energi
Rumah eco green juga harus hemat energi. Artinya, penghuni harus meminimalisir penggunaan alat elektronik yang bisa merusak lingkungan, seperti AC atau penyejuk ruangan dan kulkas. Itu sebabnya rumah ramah lingkungan memiliki desain bangunan dengan banyak ventilasi udara. Selain untuk membuat sirkulasi udara lebih baik, tujuannya agar suhu di dalam rumah lebih sejuk tanpa harus menyalakan AC setiap saat.
Pencahayaan dalam rumah juga perlu diperhatikan untuk mengurangi penggunaan lampu. Biasanya rumah eco friendly memiliki banyak jendela dan sistem pencahayaan yang baik untuk memaksimalkan cahaya natural dari matahari. Tak hanya itu, hunian dengan konsep ini juga umumnya memanfaatkan panel surya atau energi alternatif sebagai sumber energi. Jadi tak perlu listrik lagi untuk menyalakan lampu di malam hari.
5. Sistem drainase dan pengelolaan sampah yang baik
Jika Anda berminat membeli hunian eco green dari pengembang, Anda juga perlu memeriksa sistem drainase dan pengelolaan sampahnya. Hunian ramah lingkungan haruslah memiliki saluran pembuangan air yang benar. Jangan sampai air buangan rumah tangga ternyata mengalir ke sungai. Ini sudah jelas mencemari lingkungan dan tidak eco friendly.
Hal yang sama juga perlu Anda cek di pengelolaan sampahnya. Apakah perumahan tersebut memiliki sistem pengelolaan sampah organik dan anorganik? Lalu bagaimana mereka mengelolanya? Hal-hal ini perlu Anda periksa dan tanyakan kepada pengembang sebelum membeli rumah yang mereka klaim sebagai rumah eco green.
Itulah penjelasan soal rumah eco green serta ciri-cirinya. Sekarang pasti sudah tidak bingung lagi membedakan antara konsep rumah ini dengan rumah biasa bukan? Jika Anda tertarik, saat ini sudah banyak pengembang yang menawarkan konsep hunian ramah lingkungan seperti ini. Tapi jangan lupa, perhatikan lima hal di atas agar Anda tidak tertipu pengembang nakal.