Sudah pernah dengar soal tanah kavling? Produk properti yang satu ini merupakan salah satu aset populer di kalangan masyarakat, baik untuk membangun tempat tinggal sendiri maupun untuk investasi jangka panjang.
Jika Anda tertarik untuk membeli tanah kavling, ada beberapa tips dan trik yang perlu Anda ketahui agar tidak salah langkah. Pasalnya, harga tanah kavling tidaklah murah. Tentu Anda tidak mau mengeluarkan biaya yang besar tapi hasilnya tidak optimal bukan? Terlebih lagi jika tujuan pembelian tanah kavling adalah untuk investasi.
Untuk memahami lebih jauh soal tanah kavling, mari simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.
Apa itu tanah kavling?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanah kavling atau kaveling adalah bagian tanah yang sudah dipetak-petak dengan ukuran tertentu untuk bangunan atau tempat tinggal. Sertifikat tanahnya pun sudah dipecah-pecah sesuai bidang tanah. Anda bisa menemukan tanah kavling di pemukiman penduduk, daerah perkotaan atau desa, pada dasarnya sama saja dengan rumah atau produk properti lainnya.
Lalu apa yang membuat tanah kavling menarik? Karena bentuknya berupa tanah kosong, tanah kavling biasanya lebih murah jika dibandingkan dengan rumah jadi. Harga tanah kavling dengan harga rumah jadi dengan luas tanah yang sama biasanya akan lebih murah tanah kavling. Ini cocok bagi masyarakat yang memiliki bujet terbatas untuk membeli rumah dan mereka yang ingin membangun rumahnya sendiri sesuai dengan selera masing-masing.
Tidak hanya itu, tanah kavling juga sangat menarik sebagai instrumen investasi. Pasalnya, permintaan akan bidang tanah di Indonesia masih sangat tinggi, sehingga mendongkrak harga jual tanah dalam jangka panjang.
Tips membeli tanah kavling agar untung maksimal
Agar tak salah beli dan akhirnya malah berujung rugi, berikut ini sejumlah tips membeli tanah kavling yang perlu Anda ketahui.
1. Cek sertifikat tanah
Saat akan membeli aset properti apapun, hal paling penting yang perlu Anda lakukan adalah mengecek sertifikat tanahnya. Apakah sertifikat sudah berstatus hak milik (SHM)? Apakah sertifikat tanah asli? Apakah dokumen-dokumen tanah lainnya lengkap? Ini beberapa pertanyaan yang perlu Anda ajukan kepada developer atau penjual tanah.
(Baca: Ini Jenis-Jenis Hak Atas Tanah yang Perlu Dipahami)
2. Periksa riwayat penggunaan tanah
Cari tahu riwayat penggunaan tanah kavling yang akan Anda beli, karena ini akan mempengaruhi nilai jualnya di masa depan. Ini terutama berlaku untuk tanah kavling di area-area pedesaan atau yang bukan dalam komplek perumahan.
Sebagai contoh, jangan membeli tanah kavling yang sebelumnya digunakan sebagai kuburan atau tempat pembuangan sampah. Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa tanah kavling seperti ini memiliki energi Feng Shui yang tidak baik, sehingga membuatnya sulit dijual di masa depan.
(Baca: 6 Cara Mengurus Tanah Warisan yang Belum Bersertifikat)
3. Periksa akses jalan
Akses jalan sangatlah penting bagi pemilik properti. Tanpa akses jalan yang baik, tentunya akan sulit mencari pembeli tanah kavling di kemudian hari. Jika Anda berniat membangun rumah pribadi di atas tanah kavling, akses jalan juga akan mempengaruhi mobilitas Anda dalam kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu, cari lokasi tanah kavling yang mudah dijangkau oleh kendaraan. Paling tidak untuk satu kendaraan roda empat. Kualitas jalannya juga perlu diperhatikan. Sebaiknya pilih yang terletak di jalanan aspal dan tidak berlubang-lubang.
4. Cek batas tanah kavling
Sebelum membeli, Anda juga wajib memeriksa batas-batas tanah. Batas-batas ini haruslah sudah jelas dan tercantum dalam sertifikat tanah untuk menghindari sengketa atau konflik hukum di masa depan. Pastikan juga hal ini dengan pemilik-pemilik tanah atau rumah yang berbatasan langsung dengan tanah Anda.
5. Cek lingkungan sekitar
Tips membeli tanah kavling yang satu ini sering kali terlupakan. Padahal, fungsinya tidak kalah penting. Anda perlu mengecek kondisi lingkungan sekitar untuk memastikan bahwa letak tanah kavling yang Anda incar prospektif dan berpotensi mendatangkan cuan sesuai tujuan investasi Anda.
Beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan adalah keamanan, kebersihan, rawan banjir atau tidak, potensi bencana alam, dan sebagainya. Tanah kavling akan sulit dijual kembali jika misalnya lokasi tanah berada di kawasan yang langganan banjir atau angka kriminalnya tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengecek hal ini sebelum membeli.
Risiko membeli tanah kavling
Sama seperti produk properti dan produk investasi pada umumnya, membeli tanah kavling juga memiliki risiko tersendiri. Berikut ini beberapa risiko yang perlu Anda perhatikan:
1. Sulit dijadikan penghasilan pasif
Berbeda dengan produk properti lain seperti rumah, apartemen, atau ruko, tanah kavling lebih sulit dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan pasif, terlebih lagi jika tanah berada dalam komplek pemukiman atau perumahan penduduk. Anda hanya bisa menyewakan tanah kavling untuk fungsi tertentu, seperti lahan parkir, lapak jualan warung tenda atau kaki lima, lahan bisnis, dan sejenisnya.
2. Tidak likuid
Aset properti, terutama tanah kosong atau tanah kavling bisa dibilang merupakan produk investasi yang kurang likuid lantaran nilainya yang cenderung tinggi. Alhasil tak banyak orang yang mampu membeli aset ini dalam waktu cepat. Oleh karenanya, jika Anda berniat menjual tanah kavling, maka harus sabar karena prosesnya pasti akan panjang dan memakan waktu.
3. Rawan disalahgunakan oleh pihak ketiga
Tanah kosong sangat rawan disalahgunakan oleh pihak ketiga, terutama warga sekitar, karena seringkali dibiarkan tanpa penjaga. Jika Anda jarang mengecek dan mengunjungi tanah Anda, jangan kaget jika tiba-tiba tanah tersebut sudah dipakai orang lain untuk berjualan, batas tanahnya diserobot tetangga, dan sebagainya.
Itu sebabnya, penting untuk membatasi tanah Anda. Kalau perlu pasang pagar tinggi sehingga sulit untuk diterobos orang asing dan oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
4. Sulit mencari lokasi tanah yang strategis
Ketersediaan tanah, terutama di kota-kota besar sangatlah terbatas. Oleh karena itu, kebanyakan tanah kavling yang tersedia biasanya terletak di dalam pemukiman penduduk, alih-alih di jalan besar. Kalaupun ada tanah seperti ini, biasanya harganya sudah sangat tinggi dan tidak terjangkau bagi kalangan menengah.
Jadi jika Anda berniat membeli tanah kavling, harus siap dengan pilihan lokasi tanah yang berada dalam pemukiman. Konsekuensinya, tanah akan lebih sulit dimanfaatkan untuk sumber penghasilan pasif. Namun, masih cocok untuk Anda yang ingin menjadikannya sebagai tempat tinggal atau menjualnya kembali di masa depan.
Demikian penjelasan soal tanah kavling berikut tips membeli dan risikonya. Semoga bermanfaat bagi Anda yang akan membeli produk properti ini dalam waktu dekat.