Apa itu tenor? Bagi Anda yang sudah pernah mengambil pinjaman atau kredit dari bank mungkin sudah pernah mendengar istilah ini. Namun bagi yang masih awam, mungkin istilah ‘tenor’ masih membawa tanda tanya besar. Agar tak salah paham, mari kita simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dalam konteks kredit, tenor adalah jangka waktu penyelesaian cicilan yang harus dipenuhi sebelum jatuh tempo. Besar tenor mencerminkan berapa lama waktu yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk melunasi pinjaman atau kredit tersebut.
Sebagai contoh, Anda mengambil kredit pemilikan rumah atau KPR dengan tenor 15 tahun. Artinya, Anda memiliki waktu 15 tahun untuk melunasi pinjaman KPR tersebut kepada bank, beserta bunga yang telah ditetapkan.
Apa itu tenor pinjaman KPR?
Dalam konteks KPR, tenor mencerminkan jangka waktu pinjaman kredit rumah Anda. Bank biasanya menawarkan tenor yang berbeda-beda untuk masing-masing produk KPR-nya tapi tenor paling umum yang biasa kita jumpai adalah tenor KPR 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun. Ada juga bank yang menyediakan tenor KPR hingga 25 atau bahkan 30 tahun.
Tenor KPR yang kita pilih akan sangat menentukan ringan atau tidaknya cicilan KPR tiap bulan. Semakin panjang tenor, biasanya cicilan akan semakin ringan. Namun bunga yang dikenakan oleh bank biasanya juga akan semakin tinggi.
Bagaimana cara menentukan tenor KPR yang paling tepat?
Ada beberapa langkah penting yang perlu Anda lakukan saat menentukan tenor KPR. Berikut ini di antaranya:
1. Tentukan kemampuan membayar cicilan
Hal paling pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengetahui dan menentukan berapa kemampuan cicilan Anda tiap bulan. Caranya, hitung gaji Anda (beserta pasangan, jika sudah menikah) lalu kalikan 30%. Hitung juga total utang Anda setiap bulan, lalu bandingkan dengan jumlah pemasukan.
Idealnya, jumlah utang Anda tak boleh melebihi 30% dari total pemasukan bulanan. Jadi jika saat ini Anda tidak memiliki cicilan, maka besar cicilan KPR bisa dialokasikan setara 30% dari penghasilan bulanan. Namun jika Anda sudah memiliki utang yang berjalan, maka rumus cicilan KPR yang ideal adalah seperti ini:
Cicilan KPR = total gaji x 30% - total utang
Sebagai contoh, gaji Anda saat ini Rp 10 juta, sedangkan gaji pasangan Anda adalah Rp 5 juta. Saat ini Anda sudah memiliki kredit mobil dengan cicilan Rp 2 juta sebulan. Maka cicilan KPR ideal untuk Anda adalah:
Cicilan KPR = (10 juta + 5 juta) x 30% - total utang Cicilan KPR = 15 juta x 30% - 2 juta Cicilan KPR = 2,5 juta
2. Cek bunga KPR
Setelah mengetahui berapa kemampuan cicilan KPR Anda, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengecek bunga KPR yang ditawarkan bank. Tak hanya bunga tetap alias bunga fixed, Anda juga perlu mengecek bunga mengambang atau bunga floating-nya.
(Baca: Jenis-Jenis Bunga KPR dan Cara Menghitungnya)
Bunga tetap hanya berlaku di periode awal cicilan KPR, biasanya maksimal untuk lima tahun pertama. Selanjutnya yang berlaku adalah bunga mengambang yang mengikuti fluktuasi suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Sebelum menentukan tenor, Anda perlu mengetahui dulu berapa besar bunga yang ditetapkan bank untuk masing-masing tenor yang ditawarkan. Umumnya semakin lama tenor, maka bunganya akan semakin besar, meskipun jumlah cicilan akan semakin kecil. Oleh karena itu sesuaikan bunga beserta tenornya dengan kemampuan cicilan KPR Anda.
3. Minta bank lakukan simulasi cicilan KPR
Penghitungan cicilan KPR cukup membingungkan, bahkan sulit dilakukan oleh orang awam. Pasalnya, pembiayaan KPR umumnya memberlakukan metode penghitungan bunga anuitas yang merupakan bentuk modifikasi dari metode bunga efektif. Jika pada bunga efektif jumlah cicilan nasabah per bulan terus berubah, dalam metode bunga anuitas, cicilan KPR nilainya sama setiap bulan. Yang berubah adalah porsi antara bunga dan cicilan pokok.
Rumus penghitungan cicilannya seperti ini:
P x (i/12) : (1 - (1 : (1 + (i/12) ^ t))
P = plafon pinjaman; i = bunga per tahun; t = tenor bulan
Supaya kita tidak salah hitung, gampangnya minta pihak bank untuk melakukan simulasi cicilan KPR untuk kita. Dengan begitu kita hanya perlu melihat hasil akhir cicilan bulanannya saja. Mintalah simulasi cicilan dengan beberapa opsi tenor, baik untuk bunga tetap maupun bunga mengambang.
(Baca: Penting! Lakukan Simulasi KPR Sebelum Mengambil Kredit Rumah)
4. Ingin cicilan cepat lunas atau ingin cicilan ringan?
Langkah terakhir untuk menentukan tenor KPR adalah memutuskan mana yang menjadi prioritas Anda. Apakah Anda ingin KPR cepat lunas atau lebih ingin cicilan KPR yang ringan?
Jika ingin cicilan cepat lunas, maka pilihlah tenor KPR yang paling pendek tapi masih dalam kemampuan finansial Anda. Pilihan ini biasanya diambil oleh mereka yang ingin cepat terbebas dari utang KPR. Dengan begitu mereka dapat lebih cepat mengalokasikan dana lebih besar untuk menabung, investasi, atau bahkan memenuhi gaya hidup yang lebih baik.
Namun jika kemampuan finansial Anda masih pas-pasan, maka Anda bisa memilih tenor KPR yang lebih panjang, sehingga beban cicilan bulanan pun jadi lebih ringan. Jika nanti kondisi finansial sudah lebih baik, maka Anda bisa bernegosiasi kembali dengan pihak bank untuk mempercepat tenor KPR atau melakukan take over KPR ke bank lain.
Kesimpulan
Menentukan tenor KPR sebenarnya tidaklah sulit. Anda hanya perlu cermat dan teliti dalam mempertimbangkan faktor-faktor yang penting, yakni kebutuhan dan kemampuan finansial, bunga KPR, besar cicilan KPR, serta prioritas Anda.
Jika belum yakin ingin mengambil tenor yang mana, Anda bisa meminta bantuan konsultan KPR online seperti Mortgage Master. Tim Mortgage Master dapat membantu Anda dalam memilih tak hanya produk KPR yang paling cocok dengan profil Anda, tetapi juga tenor yang paling tepat. Dengan begitu, Anda tidak akan salah langkah dan menyesal setelah KPR sudah berjalan.
Konsultasi dengan tim Mortgage Master juga tidak dipungut biaya, sehingga tidak akan menambah biaya Anda ketika mencari KPR. Anda hanya perlu registrasi online, dan konsultan kami akan segera menghubungi Anda dalam waktu 1x24 jam di hari kerja. Mudah dan murah, bukan?