Bagi yang yang sudah menikah tapi belum memiliki hunian sendiri, mengontrak rumah sering kali menjadi pilihan yang diambil. Pertanyaannya, apa iya ini merupakan pilihan yang paling tepat dan ideal untuk kantong?
Jawabannya, tergantung. Tiap orang memiliki kondisi keuangan yang berbeda. Kebutuhan dan preferensinya pun berbeda-beda. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengatakan bahwa apa yang terbaik untuk A sudah pasti juga merupakan yang terbaik untuk B.
Kesimpulannya, untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu mengevaluasi terlebih dulu kondisi serta kebutuhan kita saat ini. Dengan begitu kita bisa mengambil keputusan terbaik yang sesuai dengan rencana keuangan kita.
Ketahui pilihan tempat tinggal yang ada
Untuk bisa memilih tempat tinggal ideal sebelum memiliki rumah sendiri, pertama-tama kita harus mengetahui dulu alternatif tempat tinggal yang ada di pasaran.
1. Indekos
Kosan merupakan pilihan tempat tinggal yang sangat populer, terutama di kalangan mahasiswa dan pekerja lajang. Harganya yang sangat terjangkau, ruangan yang sederhana, dan fasilitas yang cukup lengkap membuat kosan menjadi alternatif tempat tinggal yang ideal bagi anak rantau.
Ditambah lagi, seiring dengan perkembangan zaman, fasilitas kosan kini juga semakin lengkap dan tak jarang yang menawarkan fitur premium. Sudah banyak kosan yang menyediakan kamar yang luas dan dilengkapi fasilitas layaknya hotel, seperti wifi, TV kabel, cleaning service, laundry, sampai kolam renang serta gym.
Dengan fitur dan spesifikasi yang semakin beragam, tak heran kalau kosan pun kini mulai diminati oleh pasangan muda yang sudah menikah. Kita juga jadi lebih leluasa memilih yang sesuai dengan bujet dan kebutuhan.
Kosan cocok menjadi alternatif tempat tinggal bagi Anda dengan bujet ketat atau yang menginginkan tempat tinggal yang simpel. Tak perlu usaha ekstra untuk merawat dan membersihkan kosan karena hanya ada satu ruangan di dalamnya, cocok bagi Anda yang sibuk.
Kekurangannya, kosan kurang ideal bagi Anda yang sudah menikah dan memiliki anak. Ruang kosan yang terbatas bisa jadi terasa sumpek dan bahkan kurang mendukung bagi perkembangan si kecil.
2. Menyewa apartemen
Tren sewa apartemen kian populer sejak 20 tahun terakhir. Pilihan tempat tinggal ini semakin digemari seiring dengan tingkat kemacetan yang kian kronis, terutama di Jakarta.
Letak apartemen yang biasanya strategis dan dekat dengan pusat kota, membuatnya jadi pilihan favorit bagi kalangan pekerja rantau yang tak ingin dipusingkan oleh kemacetan Jakarta.
Selain itu, apartemen juga dilengkapi dengan fasilitas dan prasarana publik yang sangat lengkap, mulai dari swalayan, rumah makan, ruang terbuka atau taman publik, sampai gym. Semua kebutuhan penghuni bisa terpenuhi dalam satu komplek ini, sehingga sangat menghemat waktu dan energi.
Apartemen sangat ideal bagi pekerja kantoran, baik yang lajang, maupun pasangan yang sudah memiliki anak. Pasalnya, apartemen memiliki varian tipe dan harga sewa yang beragam, sehingga bisa Anda pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan. Mulai dari tipe studio layaknya kamar kos, sampai tipe tiga kamar yang luas.
Kekurangan dari properti ini adalah biaya perawatan atau maintenance yang cukup besar, mulai dari biaya air, listrik, wifi, perawatan rutin, parkir, dan lain-lain. Biaya-biaya ini relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya ekstra untuk indekos maupun kontrak rumah.
(Baca: Rumah Tapak Atau Apartemen, Mana yang Lebih Baik?)
3. Mengontrak rumah
Pilihan tempat tinggal yang satu ini merupakan pilihan yang paling sering diambil oleh mereka yang sudah berkeluarga, tapi belum memiliki rumah sendiri. Pasalnya, spesifikasi rumah biasanya lebih lengkap dibandingkan dengan kosan atau apartemen, misalnya ruangan lebih lengkap, lebih luas, ada lahan sisa untuk halaman dan tempat bermain si kecil, dan lain-lain.
Selain itu, biaya ekstra yang dikeluarkan untuk sewa rumah umumnya lebih murah jika dibandingkan dengan sewa apartemen. Biaya yang diperlukan hanyalah biaya air, listrik, biaya keamanan, dan iuran kebersihan.
Adapun harga sewa rumah bervariasi, tergantung area, luas rumah, fasilitas pendukung, dan sebagainya. Jika Anda memiliki bujet terbatas, baiknya memilih untuk mengontrak rumah di daerah suburban yang harga sewanya cenderung lebih murah.
Faktor lokasi juga menjadi salah satu kekurangan dari opsi ini. Sebab mengontrak rumah di pusat kota harganya pasti sangat mahal. Alhasil, lebih banyak orang yang mengontrak rumah di pinggiran kota Jakarta, seperti Tangerang, Serpong, Bekasi, atau Depok demi mendapatkan harga sewa yang terjangkau. Dengan kata lain, Anda harus rela menempuh jarak yang cukup jauh untuk perjalanan ke kantor.
4. Mengambil skema rent-to-own
Pilihan yang satu ini bukanlah pilihan tempat tinggal, tetapi lebih kepada skema sewa. Skema rent-to-own atau sewa-ke-milik merupakan metode baru sewa properti yang diinisiasi oleh perusahaan proptech atau property technology.
Secara garis besar, skema rent-to-own memungkinkan Anda untuk menyewa rumah yang ingin Anda beli hingga uang DP terkumpul.
Cara kerjanya begini, perusahaan proptech akan membeli lebih dulu rumah incaran kita dan kemudian menyewakannya untuk jangka waktu tertentu. Kita lalu diwajibkan membayar uang sewa bulanan kepada mereka sesuai kesepakatan hingga masa perjanjian berakhir. Uang sewa ini terdiri dari 70% untuk sewa rumah dan 30% untuk tabungan kepemilikan rumah.
Jadi di akhir masa perjanjian, kita sudah memiliki sejumlah dana tunai yang bisa kita gunakan sebagai DP rumah dan modal mengajukan KPR. Kita juga sudah bisa menempati rumah idaman meskipun uang DP belum terkumpul.
Untuk bisa menggunakan skema rent-to-own, Anda hanya perlu menyiapkan DP rumah sebesar 2%. Tentu jauh lebih rendah dari DP rumah yang disyaratkan oleh bank untuk permohonan KPR, yang kisarannya sekitar 10-20% dari harga rumah.
(Baca: 5 Strategi Jitu Menabung DP Rumah untuk Kaum Millennial)
Memiliki rumah sendiri merupakan impian semua orang. Namun sebelum impian itu terwujud, kita perlu berusaha keras menabung dan mengumpulkan DP rumah terlebih dulu. Itu mengapa memilih tempat tinggal sementara merupakan keputusan yang harus kita pikirkan secara matang.
Jangan sampai niat menabung DP rumah jadi gagal lantaran uang bulanan habis terpakai untuk membayar sewa apartemen atau kontrakan rumah. Kalau begini, kapan bisa punya rumah sendiri?